Langsung ke konten utama

PERAN KI HAJAR DEWANTARA DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA


Ki Hajar Dewantara





 Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir di Pakualaman tanggal  2 mei 1889,sejak tahun 1992 mendapat julukan Kihajar Dewantara.

   Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pen
    didikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda
 Sejak zaman perjuangan kemerdekaan dahulu, para pejuang serta perintis kemerdekaan telah menyadari bahwa pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta membebaskannya dari belenggu penjajahan. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa disamping melalui organisasi politik, perjuangan ke arah kemerdekaan perlu dilakukan melalui jalur pendidikan.Mengingat bahwa sistem pendidikan  pemerintah kolonial pada masa itu tidak demokratis karena bersifat elit, diskriminatif dan diorientasikan pada kepentingan pemerintah penjajahan, maka sistem pendidikan rakyat yang sudah ada perlu dibina dan dikembangkan untuk menjangkau kepentingan rakyat secara lebih luas. 

   Dalam studinya ini, Soewardi terpikat pada ide-  ide dari sejumlah dan sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori serta pergerakan 


. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri.Setelah kembali keIndonesiapada bulan September 1919, Soewardi segera bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922, Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun, menurut hitungan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya dia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.

 Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan .Majelis Luhur di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.
  Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan Taman Siswa yang menjadi pedoman bagi seorang guru dikenal sebagai Patrap Triloka Konsep ini dikembangkan oleh Suwardi setelah ia mempelajari sistem pendidikan progresif  Patrap Triloka memiliki unsur-unsur (dalam bahasa Jawa) yaitu
  • ing ngarsa sung tulada (ꦲꦶꦁꦔꦂꦱ​ꦱꦸꦁ​ꦠꦸꦭ​ꦝ​, "(yang) di depan memberi teladan"),
  • ing madya mangun karsa (ꦲꦶꦁꦩ​ꦢꦾ​ꦩꦔꦸꦤ꧀ꦏꦂꦱ​, "(yang) di tengah membangun kemauan/inisiatif"),
  • tut wuri handayani (ꦠꦸꦠ꧀ꦮꦸꦫꦶꦲ​ꦤ꧀ꦢ​ꦪ​ꦤꦶ, "dari belakang mendukung").
Patrap Triloka dipakai sebagai panduan dan pedoman dalam dunia pendidikan di Indonesia hingga sekarang.




Sumber :

/id.m.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Taman_Siswa

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara

Komentar